Kemuliaan Allah Dinyatakan Atas Respon Umat-Nya

  • Thuan Ong Sekolah Tinggi Teologi Pelita Kebenaran
Keywords: Manusia diberi hak bebas dalam meresponi keberadaan Allah yang menyatakan kemuliaan-Nya di bumi

Abstract

Manusia makhluk hina tanpa kehadiran Allah dalam hidupnya, manusia tanpa kehadiran Allah dalam dirinya, maka sulit untuk mencerminkan karakter Allah dalam dirinya. Peristiwa penciptaan awal manusia oleh Allah yang serupa gambar diciptakan oleh Allah, namun kejatuhan manusia pertama Adam dan Hawa ke dalam dosa mengakibatkan semua manusia mewarisi benih dosa dalam dirinya. Kehilangan gambar Allah dalam hidup manusia memerlukan kehadiran Allah yang mulia untuk memulihkan gambar Allah dalam diri manusia. Sehingga Allah yang berinisiatif menyatakan diri-Nya pada umat-Nya melalui penyataan khusus melalui Firman-Nya dan puncak penyataan Allah dalam Kristus Yesus[1]. Sehingga umat Allah mampu meresponi dan menerima kehadiran Allah dalam hidupnya, di mana Allah yang akan bekerja membaharui seluruh hidup umat-Nya kembali kecitra atau gambar Allah dalam dirinya.

 

 

References

LAI, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang: Gandum Mas, 2003), 15
LAI, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid I (Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2004), 6
LAI, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid II (Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2004), 104
Arnold Tindas, Innerancy Ketaksalahan Alkitab (Jakarta:Harvest International Theological Seminary, 2007), 9
Guthrie, Teologi Perjanjian Baru jilid 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 65.
Guthrie, Teologi Perjanjian Baru Jili 2, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 69
Guthrie, Teologi Perjanjian Baru Jilid 3, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 44
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 302
Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume 1 (Malang: Gandum Mas, 2014), 242
Moody, A Biblical Theology of Old Testament (Malang: Gandum Mas, 2005), 29
Sabda online diakses tgl 19 Januari 2024, hari jumat jam 09:16.
Tomatala, Penginjilan Masa Kini (Malang: Gandum Mas, 2004), 5
Published
2024-06-20