Jurnal Teologi Pondok Daud
https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud
<p>Jurnal Teologi Pondok Daud adalah <span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Media Komunikasi, Pengembangan Ilmu Teologi, dan Pelita Kebenaran, yang memberi pencerahan dan wawasan yang luas untuk memperlengkapi para pelayan dan pendidik secara holistik dalam tugas dan pelayanan.</span></span></p>Pelita Kebenaran Pressen-USJurnal Teologi Pondok Daud2442-8132Penyembahan Kristen dalam Konteks Multikultural: Tantangan dan Peluang
https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/113
<p>Penyembahan Kristen dalam konteks multikultural menghadapi tantangan dan peluang yang signifikan di masyarakat global yang beragam. Tantangan utama termasuk perbedaan gaya musik, bahasa, dan elemen liturgi, yang dapat memicu ketegangan dan sinkretisme. Namun, penyembahan multikultural juga meningkatkan pengalaman spiritual dengan mengintegrasikan tradisi budaya ke dalam liturgi. Inkulturasi di komunitas pedesaan memungkinkan penyesuaian ibadah agar lebih relevan dan bermakna. Dengan pendekatan yang bijaksana, gereja dapat menciptakan ruang penyembahan inklusif yang memperkuat kesatuan dalam keragaman, mencerminkan kemuliaan Allah melalui keberagaman umat manusia.</p>Suardin GaurifaFerry Yoshua Ginting
Copyright (c) 2024 Jurnal Teologi Pondok Daud
2024-09-262024-09-267218Makna Pujian dalam Liturgi Gereja: Pendekatan Teologis dan Historis
https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/110
<p>Penelitian ini membahas makna pujian dalam liturgi gereja dari sudut pandang teologis dan historis, menggarisbawahi bahwa pujian adalah elemen kunci dalam ibadah gereja yang telah mengalami banyak perubahan. Pada masa awal gereja Kristen, pujian terpengaruh oleh tradisi Yahudi, menggunakan elemen seperti Mazmur dan struktur doa. Pada abad ke-2 dan ke-3, liturgi berkembang, termasuk perjamuan kudus dan doa syukur, dengan kontribusi para Bapa Gereja yang memberikan panduan teologis. Selama abad pertengahan, pujian menjadi lebih terstruktur melalui musik Gregorian. Reformasi Protestan membawa pergeseran dengan penekanan pada bahasa sehari-hari dan partisipasi jemaat dalam bernyanyi. Di era modern, musik kontemporer dan elemen multimedia diadopsi untuk menciptakan pengalaman ibadah yang dinamis. Secara teologis, pujian mencerminkan pengakuan iman, membangun komunitas, dan memperkuat hubungan spiritual antara jemaat dan Tuhan. Penelitian ini menegaskan bahwa pujian tetap relevan dan bermakna dalam konteks budaya dan spiritual masa kini.</p>Yan Yenny Boy ParranganAldrian Eko Artoso SunjayaIndra Iyus Parlaungan Sihole S
Copyright (c) 2024 Jurnal Teologi Pondok Daud
2024-09-262024-09-267218Pendidikan Agama Kristen dalam Perspektif Teologi Kristologi: Memahami Kristus dalam Konteks Pendidikan
https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/111
<p>Pendidikan Agama Kristen dengan fokus pada Kristologi, menekankan Kristus sebagai pusat dalam pendidikan. Kristus bukan hanya objek pengajaran, sekaligus fondasi dan teladan utama dalam seluruh proses pendidikan Kristen. Teologi Salib dan Kebangkitan Kristus dianggap penting dalam pengembangan karakter dan harapan dalam pendidikan. Penelitian ini menjelaskan cara mengintegrasikan Kristologi ke dalam kurikulum sehingga setiap aspek pengajaran dan pembelajaran berorientasi pada pemahaman lebih mendalam tentang Kristus dan ajaran-Nya. Selain itu, juga dibahas implikasi praktis dari pendekatan Kristologi dalam pendidikan Kristen, termasuk pendidikan sebagai disiplin spiritual, misi, dan pembentukan komunitas belajar yang Kristosentris. Dengan menjadikan Kristus sebagai pusat, pendidikan agama Kristen memiliki potensi membentuk generasi berpengetahuan, berkarakter Kristiani, dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya.</p>Leonardo J. BerutuG.M. Effendi Sitohang
Copyright (c) 2024 Jurnal Teologi Pondok Daud
2024-09-262024-09-267218Dinamika Pendidikan Agama Kristen dalam Konteks Multikultural: Tantangan dan Strategi Pengajaran
https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/109
<p>Pendidikan Agama Kristen dalam konteks multikultural menghadapi tantangan untuk tetap relevan dan inklusif. Keberagaman budaya dan keyakinan di antara siswa mengharuskan pengajaran yang sensitif, menjembatani perbedaan tanpa mengorbankan ajaran Kristen. Artikel ini membahas tantangan dalam pendidikan Agama Kristen di lingkungan multikultural, seperti pengembangan metode pengajaran dialogis dan penyesuaian materi ajar dengan konteks budaya. Selain itu, pentingnya mendukung identitas siswa dalam mengintegrasikan iman dengan budaya juga ditekankan. Strategi pengajaran efektif, seperti kontekstualisasi, pembelajaran dialogis, dan teknologi, dieksplorasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Dengan pendekatan ini, pendidikan Agama Kristen dapat membangun karakter siswa dan mempromosikan kesatuan dalam keberagaman.</p>Mindo Judica PangaribuanShinta Dharma HardiSintaria Purba
Copyright (c) 2024 Jurnal Teologi Pondok Daud
2024-09-262024-09-267218Pengaruh Teologi Etika Kristen terhadap Pembelajaran Moral di Sekolah: Pendekatan Teologis
https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/112
<p>Penelitian ini mengevaluasi bagaimana kurikulum pendidikan moral yang berbasis pada prinsip-prinsip etika Kristen dapat berkontribusi pada pengembangan karakter siswa yang bertanggung jawab secara moral dan spiritual. Implikasi praktis dari integrasi teologi etika Kristen dalam kurikulum meliputi pembentukan budaya sekolah yang berorientasi pada nilai-nilai Kristiani, peningkatan kualitas keputusan moral siswa, dan penguatan keterlibatan dalam kegiatan pelayanan sosial. Dengan pendekatan holistik ini, pendidikan moral bertujuan tidak hanya untuk menyampaikan pengetahuan moral tetapi juga untuk membentuk sikap dan tindakan yang mencerminkan ajaran Kristus. Kesimpulannya, integrasi teologi etika Kristen dalam pendidikan moral merupakan elemen kunci dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan moral dalam masyarakat pluralistik, dengan membentuk individu yang berintegritas dan berkomitmen pada nilai-nilai Kristiani.</p>Anton Samsi PurbaKusman SudibyoParulian Siagian
Copyright (c) 2024 Jurnal Teologi Pondok Daud
2024-09-262024-09-267218Pandangan Biblikal Terhadap Eksistensi Artificial Intelligence Sebagai Sebuah Agama
https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/115
<p><em>Artificial Intelligence</em> <em>(AI)</em> telah menjadi sesuatu yang penting bagi masyarakat modern, dimana integrasi <em>AI</em> ke dalam berbagai aspek kehidupan menunjukkan kehadiran dan dominansinya di mana-mana. Pencarian intrinsik manusia akan arti dan hal yang supranatural, pengilahian teknologi, pemujan <em>AI</em> dan komunitas <em>AI</em> menyebabkan timbulnya dorongan untuk menjadikan <em>AI </em>sebuah agama baru. Dan gereja <em>AI</em> sudah berdiri di negara berkembang. Bagaimana pandangan biblikal terhadap hal ini? Sekalipun <em>AI</em> dapat mengembangkan agama, diidolakan menjadi sebuah agama dan diprediksi dapat menghapus agama, namun <em>AI </em>tidak dapat menggantikan Tuhan karena Tuhan tidak menginginkan siapapun yang menyamakan diri-Nya dengan Allah (Yesaya 14:12-14) dan tidak menginginkan adanya allah lain yang disembah oleh umat-Nya (Keluaran 20:3-5). Pada hakekatnya apa yang merupakan ciptaan manusia tidak bisa disembah dan tidak bisa dijadikan sebagai ilah yang mengatur tatanan kehidupan manusia. <em>AI</em> bisa berguna sebagai sebuah alat untuk mempermudah proses kehidupan, tetapi tidak bisa menjadi nomor satu ataupun tuan dalam hidup umat Kristiani.</p>Janty
Copyright (c) 2024 Jurnal Teologi Pondok Daud
2024-09-282024-09-287219