Jurnal Teologi Pondok Daud https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud <p>Jurnal Teologi Pondok Daud adalah <span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Media Komunikasi, Pengembangan Ilmu Teologi, dan Pelita Kebenaran, yang memberi pencerahan dan wawasan yang luas untuk memperlengkapi para pelayan dan pendidik secara holistik dalam tugas dan pelayanan.</span></span></p> en-US sttpkm@gmail.com (sttpk) plzandrew7@gmail.com (Andrew Pontas Tobing) Tue, 30 Sep 2025 00:00:00 +0000 OJS 3.3.0.6 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Mengenal Hakikat Doa dalam Perspektif Kristen : Sebuah Analisis Teologis https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/141 <p>Doa merupakan inti dari spiritualitas Kristen dan menjadi wujud nyata hubungan antara manusia dengan Allah. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis hakikat doa secara teologis dalam terang pemahaman Kristiani, dengan pendekatan sistematis dan kontekstual. Pembahasan difokuskan pada dimensi teologi relasi, Kristologi, dan Pneumatologi yang menunjukkan bahwa doa bukan sekadar permohonan atau ritual liturgis, melainkan sebuah dialog ilahi yang mengakar pada relasi Trinitas. Yesus Kristus dipahami sebagai Pengantara utama dalam doa, sedangkan Roh Kudus berperan sebagai Penolong yang memampukan manusia berdoa sesuai kehendak Allah. Selain itu, refleksi teologis ini juga menyoroti tantangan modern terhadap praktik doa, seperti kecenderungan doa instan dan formalisme, serta pentingnya menghidupkan kembali kehidupan doa dalam keluarga, gereja, dan masyarakat. Doa ditampilkan sebagai respons spiritual sekaligus sosial dalam menghadapi penderitaan dunia. Melalui analisis ini, disimpulkan bahwa doa merupakan elemen tak terpisahkan dari iman Kristen yang membentuk kehidupan spiritual yang dinamis dan transformatif.</p> Aldrian Eko Copyright (c) 2025 Aldrian Eko https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/141 Tue, 30 Sep 2025 00:00:00 +0000 Pemahaman Panggilan Ini Aku Utuslah Aku Berdasarkan Yesaya 6:8 Terhadap Minat Orang Percaya Menjadi Misionaris https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/144 <p><em><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;"><span dir="auto" style="vertical-align: inherit;">Memahami panggilan ini saya utus berdasarkan Yesaya 6:8 tentang minat orang percaya untuk menjadi misionaris. Panggilan hidup merupakan dorongan dari dalam diri manusia untuk bekerja sesuai rencana Allah dengan menggunakan karunia-karunia yang ada dalam dirinya. Namun pada kenyataannya, masih banyak orang percaya yang belum memahami makna dan tujuan panggilan Allah dalam hidup mereka, kurang peka dan taat pada kehendak Allah. Sehingga akibat dari pemahaman yang salah tentang panggilan hidup dapat memengaruhi minat orang percaya untuk menjadi misionaris, pelayanan misi tidak menjadi prioritas utama bagi orang percaya, kurangnya gairah atau beban untuk terlibat dalam pelayanan misionaris, bahkan terjadi penurunan atau stagnasi rohani.</span></span></em></p> Kejar Hidup Laia Copyright (c) 2025 Kejar Hidup Laia https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/144 Tue, 30 Sep 2025 00:00:00 +0000 Gelombang Pentakostalisme Karismatik https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/142 <p>Gelombang Pentakosta Karismatik dimulai setelah Perang Dunia ke-II, dimana kaum Pentakosta mengalami kemakmuran dan tidak lagi mengalami penolakan karena dianggap kurang terhormat dan tidak berpendidikan. Gerakan ini memiliki banyak persamaan dengan gerakan Pentakostalisme Klasik, timbul di dalam gereja-gereja yang ada dan tidak memisahkan diri dari gereja asal mereka. Gerakan Karismatik muncul di abad ke-20 dan perkembangannya diprakarsai oleh beberapa tokoh Pentakosta seperti David DuPlessis, Demos Shakarian (Full Gospel Businessmen’s Fellowship), Dennis Bennet, Oral Roberts, Harald Bredesen (Yale University). Gerakan ini juga melahirkan pembaharuan Roma Katolik Karismatik, pembaharuan Karismatik di Inggris, gerakan Pentakosta Karismatik di Indonesia. Doktrin Gereja Pentakosta Karismatik pada dasarnya sama dengan pengajaran Gereja Pentakosta Klasik yang berakar pada teologi John Wesley, revivalisme Charles Finney dan Gerakan Kekudusan Nasional dengan penekanan pada baptisan Roh Kudus yang ditandai dengan berbahasa lidah (glossolalia). Ciri-ciri gerakan Pentakostalisme Karismatik ini adalah menekankan keyakinan akan peranan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari para pengikutnya; pembaharuan infrastruktur ibadah; sangat terbuka dalam peran wanita di dalam pelayanan; dan desakralisasi hubungan antara imam dan jemaat yang lebih menekankan nilai kekeluargaan. Dampak dari Gerakan Pentakosta Karismatik adalah terjadinya pemberitaan Injil yang disertai dengan pengalaman supranatural sehingga menyebabkan ledakan pertumbuhan Gereja terus menerus, pertobatan jiwa-jiwa, keselamatan dan pemulihan bangsa-bangsa (pemulihan tanah, kesehatan tubuh, pemulihan ekonomi dan kesejahteraan bangsa), dan terjadinya persatuan dan kesatuan Tubuh Kristus</p> Janty Copyright (c) 2025 Janty https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/142 Tue, 30 Sep 2025 00:00:00 +0000 Peranan Spiritualitas, Pola Asuh, dan Dampak Era Digital terhadap Pembentukan Perilaku Orang Tua Generasi Milenial https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/145 <p>Fenomena perubahan sosial dan spiritual dalam keluarga-keluarga Kristen generasi milenial menampilkan dinamika baru yang belum banyak dikaji secara teologis secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam peranan spiritualitas, pola asuh, dan dampak era digital terhadap pembentukan perilaku orang tua generasi milenial dalam konteks kehidupan Kristen. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode studi literatur teologis dan analisis reflektif terhadap sumber-sumber primer Alkitabiah serta referensi sekunder berupa jurnal-jurnal ilmiah yang relevan. Tujuan penulisan adalah untuk menyajikan sintesis teologis yang dapat digunakan sebagai landasan konseptual dalam memperkuat peran gereja dan keluarga Kristen dalam membentuk karakter orang tua yang saleh di tengah tekanan zaman digital. Hasil kajian menunjukkan bahwa spiritualitas yang sehat dan bertumbuh berperan sebagai fondasi utama dalam membentuk pola asuh yang sesuai dengan nilai-nilai iman Kristen, sementara era digital menjadi faktor ambivalen yang dapat memperkuat atau merusak praktik keagamaan dan etika keluarga tergantung pada integritas rohani orang tua. Selain itu, pengaruh Roh Kudus, kesadaran akan tanggung jawab teologis sebagai orang tua berdasarkan prinsip Imago Dei, serta penerapan Ulangan 6:6-7 dan Efesus 6:4 menjadi elemen penting dalam merancang strategi pembentukan karakter spiritual di tengah era yang serba digital. Kajian ini juga menegaskan bahwa Gereja memiliki tanggung jawab praktis untuk menghadirkan dukungan spiritual, pendidikan iman, dan pendampingan pastoral yang kontekstual kepada keluarga milenial. Penelitian ini mengisi kekosongan dalam literatur teologi pastoral kontemporer yang belum banyak membahas secara integratif antara tiga variabel utama—spiritualitas, pola asuh, dan era digital—dengan titik tekan pada pembentukan perilaku orang tua generasi milenial. Penelitian terdahulu umumnya berfokus pada aspek psikologis dan pedagogis secara terpisah, tanpa mempertimbangkan secara holistik kontribusi teologi praktis dalam merespons tantangan zaman digital. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi pada pengembangan perspektif teologis yang relevan dan kontekstual bagi pelayanan gereja dan pendidikan iman keluarga masa kini.</p> Benjamin Franklin Sihotang Copyright (c) 2025 Benjamin Franklin Sihotang https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/145 Tue, 30 Sep 2025 00:00:00 +0000 Misi dan Budaya: Membangun Jembatan antara Injil dan Tradisi Lokal https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/143 <p>Artikel ini membahas keterkaitan antara misi Kristen dan budaya lokal, dengan fokus pada upaya menjembatani Injil dan tradisi setempat secara teologis dan kontekstual. Melalui kajian terhadap budaya Batak, tulisan ini mengeksplorasi unsur-unsur budaya yang dapat ditebus <em>(redeemable)</em> dan yang bertentangan dengan nilai Injil. Analisis menunjukkan bahwa tradisi lokal bukan semata tantangan, melainkan peluang untuk mengekspresikan iman Kristen secara kontekstual tanpa mengorbankan kebenaran Injil. Strategi kontekstualisasi seperti penggunaan bahasa, simbol, dan ritus lokal yang dimaknai ulang secara Kristologis, menjadi sarana efektif dalam menyampaikan Injil secara relevan dan transformatif. Artikel ini juga mengangkat model-model misi kontekstual seperti misi inkarnasional, dialog budaya, dan pendekatan holistik sebagai respons atas kompleksitas budaya multikultural. Di bagian akhir, disampaikan implikasi praktis dan rekomendasi strategis bagi gereja lokal dan misionaris lintas budaya agar mampu menjalankan pelayanan misi yang relevan, bijaksana, dan berdampak transformatif dalam masyarakat yang majemuk.</p> Putra Hendra Sitompul Copyright (c) 2025 Putra Hendra Sitompul https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.sttpk-medan.ac.id/index.php/pondokdaud/article/view/143 Tue, 30 Sep 2025 00:00:00 +0000